Dengarkan “Sampah” di Spotify | YouTube Music
“Sampah” adalah judul dari EP pertama gua. Durasinya 25 menit. Isinya tujuh lagu yang sederhana. Tanpa drum. Tanpa bass. Sebagian besar cuma suara gua dan gitar—dengan sedikit efek di sana-sini.
Semua lagu ditulis dalam bahasa Indonesia. Bercerita tentang macam-macam hal. Campur aduk antara yang nyata dan khayal. Antara pengalaman sendiri dan orang lain. Gua bisa bicara banyak soal lirik di tiap lagu, tetapi sepertinya kalau diinterpretasi sendiri malah nggak seru. Hahaha. Jadi, lo bisa baca sendiri aja liriknya di bagian bawah.
Gua membuat EP ini untuk merayakan rombongan inspirasi musikal yang dengan baik hatinya terus mendatangi gua sejak SMA. Mereka menemani gua. Memberikan nada dan kata yang bisa mengekspresikan apa-apa yang ada di hati dan otak gua.
Secara produksi, “Sampah” masih amatir. Sangat jauh dari matang. Tapi gua tetap memutuskan untuk merilisnya. Rasanya ada “tanggung jawab” yang mesti dituntaskan. Gua juga perlu “mengosongkan ruang” untuk mengerjakan projek-projek musik lain yang sudah mengantre untuk digarap.
Dan sebenarnya, gua tetap puas dengan EP ini. Terlepas dari produksi yang jelek, gua banyak belajar soal proses kreatif dan craftmanship. Lalu, gua juga senang dengan lagu-lagunya. Mereka adalah anak-anak gua. Sebuah rekam jejak dari satu periode dalam hidup.
Meski mengerjakannya sendiri, ada banyak orang yang berjasa terhadap album ini. Gua beruntung punya teman-teman—dari SMA sampai sekarang berkuliah—yang mau menyisihkan waktu mereka buat mendengarkan lagu-lagu gua. Beberapa dari mereka juga jadi inspirasi buat bikin lagu. Gua juga mesti berterima kasih sama sepupu-sepupu gua—kak Aan dan Kak Arfa—yang banyak membantu dan bikin gua sadar kalau ngerekam musik itu sangat mungkin buat dilakukan.
Track List
Mama Bilang
Mama bilang padaku jangan pulang terlalu malam
Titip pesan Papa ‘tuk selalu ingat kata-katanya
Papa sudah tak pernah berikan peluk ciumnya
Tapi aku mengerti sayang itu selalu ada
Mama peluk tubuhku tiada lagi waktu tersisa
Biarkan aku melangkah bergegas pergi jauh
Mimpi-mimpi melayang seiring dengan gelisah
Tapi aku sadari takkan hilang hangat tatapmu
Dan kini kurasa
Sesak di dalam dada
Mengerti semua
Arti kehilangannya
Mama bilang padaku jangan pulang terlalu malam
Titip pesan Papa ‘tuk selalu ingat kata-katanya
Dina, Dina!
Dina, Dina! Kotamu hujan deras
Dina, Dina! Jalan-jalan basah
Kubayangkan kau kecil, susuri trotoar jalan
Lintasi kantor pos, di hadapanku sekarang
Tetes air menjelma indah
Seiring kubayangkan hadirmu
Kau pikir ku didekatmu kan tiba
Hei manis tunggulah sebentar saja
Dina, Dina! Kutunggu hangat sapamu
Dina, Dina! Dingin menusuk
Kubayangkan senyummu, saat pulangku kembali
Hei pastikan kau ada, selalu
Tetes air menjelma indah
Seiring kubayangkan hadirmu
Kau pikir ku didekatmu kan tiba
Hei manis tunggulah sebentar saja
Izinkan Aku
Gerimis turun di sepanjang Jakarta
Melayang kelam berarak biru dan ungu di langit, gelisah
Berpendar liar
Dan terhempas musnah
Lelah
Izinkan aku menatap hangat matamu
Dan takkan kubiarkan kau
Menangis lagi
Maafkan aku t’lah jadi mimpi burukmu
Hei takkan kubiarkan kau
Menangis lagi
Terhanyut hujan dan rahasia di setiap rintik airnya
Teringat matamu, sembab dan terbata kau ucapkan, kata berpisah
Senyummu nakal
Berselimut tebal
Musnah
Izinkan aku menatap hangat matamu
Dan takkan kubiarkan kau
Menangis lagi
Senyummu nakal
Berselimut tebal
Musnah
Izinkan aku menatap hangat matamu
Dan takkan kubiarkan kau
Menangis lagi
Lagu Pop
Mengapa yang keluar cuma nada asmara
Padahal kuingin jadi punk rock
Mengapa senyummu selalu buatku biru
Padahal ku sayang padamu
Hitam putih kelabu
Berpusing dalam otakku
Biru laut dan ungu
Geliati mimpi burukku
Kuingin mainkan rock n’ roll
Tapi yang kubisa cuma main lagu pop
Kuingin mama ada di sini
Ceritakan padaku semua kisah khayalnya
Hitam putih kelabu
Berpusing dalam otakku
Biru laut dan ungu
Geliati mimpi burukku
Kadang Kurasa Hanya
Gelap melayang liar di angkasa, hatiku
Ingin lupakan semua yang terjadi, tak tertahankan
Kadang kurasa hanya
Langit biru yang bisa
Pahami segalanya
Semua sedihku
Perih tak mau hilang dan gelisah, menyiksa
Malam temani aku hei tetaplah, terus di sini
Kadang kurasa hanya
Langit biru yang bisa
Pahami segalanya
Semua sedihku
Semua sedihku
Kadang kurasa hanya
Langit biru yang bisa
Pahami segalanya
Semua sedihku
Semua sesalku
Telanjang (Kamu)
Kamu telanjang
Dan aku cuma
Bisa terdiam
Tenggelam
Kamu telanjang
Dan aku cuma
Bisa menatap
Kedua matamu
Yang terbakar amarah
Aku ditelan sesal
Yang terbakar amarah
Aku ditelan sesal
Kamu telanjang
Dan aku cuma
Bisa menatap
Kedua matamu
Kamu telanjang
Dan aku cuma
Ingin menyentuh
Tipis bibirmu
Yang bergetar hebat
Aku ditelan sesal
Yang bergetar hebat
Aku ditelan sesal
Matamu
Dan mataku
Saling menatap
Tapi yang aku
Rasakan cuma sunyi
Aku dibunuh sepi
Yang kurasa cuma sunyi
Aku dibunuh sepi
Mau Jadi Apa
Aku ingin terus mainkan gitarku
Sepanjang malam
Sudah tak ingin lagi memikirkan
Masa depanku
Kuserahkan semua pada angin malam
Biar melayang
Kuserahkan semua pada bintang-bintang
Biar tenggelam